AYAT – AYAT KOMUNIKASI

                               JJJJJJJJJJJKKKKKKKKKKKKKK

                 Komunikasi  telah dipraktikkan pada zaman Rasulullah baik melalui proses turunnya kalamullah antara Allah (komunikator utama), Jibril (perantara) dan terakhir Rasulullah (sebagai penerima pesan pertama) yg akhirnya komunikator untuk selruh sahabat sezaman.

               Al-Quran adalah sebuah babak baru komunikasi Islam dalam bentuk dakwah baik seruan langsung, bil haal maupun bil qalam zaman Rasulullah. .Dlm ilmu komunikasi, ada bbrapa  jenis komunikasi;  intrapersonal, interpersonal, kelompok (organisasi),Massa, yg seluruhnya ada dlm Al-Quran .Pembukuan Alquran dan hadis inilah capaian tertinggi umat Islam yang tetap terjaga keasliannya dengan Proses ktomunikasi selama ± 14 abad. Rasulullah (sebagai penerima pesan pertama) yang akhirnya sebagai komunikator untuk seluruh sahabat sezamannya.

Praktik komunikasi sebagai kebutuhan manusia sehari-hari dalam menyampaikan ide dan pesannya membutuhkan dasar-dasar ilmu filsafat sebagai induk keilmuan dan juga psikologi karena terkait dengan kepribadian seseorang (komunikan) yang kita hadapi.

             Komunikasi yang berkembang di Eropa karena proses akulturasi budaya ini secara riil telah dipraktikkan pada zaman Rasulullah baik melalui proses turunnya kalamullah antara Allah (komunikator utama), Jibril (perantara) dan terakhir Rasulullah (sebagai penerima pesan pertama) yang akhirnya sebagai komunikator untuk seluruh sahabat sezamannya.

               Kemudian, pesan-pesan Rasulullah yang berupa qauli (perkataan), fi’li (perbuatan) dan taqriri (ketetapan), disampaikan secara orisinil dengan persyaratan ketat dimana seorang perawi sendiri harus memiliki daya ingat yang kuat serta tidak pernah berdusta untuk dapat dikategorikan penyampai hadits yang terpercaya.

Pembukuan Alquran dan hadis inilah capaian tertinggi umat Islam yang tetap terjaga keasliannya, serta babak baru bentuk komunikasi Islam dalam bentuk dakwah baik seruan langsung, bil haal maupun bil qalam zaman Rasulullah.

                Dalam ilmu komunikasi, ada beberapa jenis komunikasi; komunikasi intrapersonal, interpersonal, komunikasi  kelompok yang seluruhnya terdapat dalam Al-Quran juga yang lebih penting adalah komunikasi transendental.

               Mari kita simak ayat komunikasi intrapersonal dalam QS Al-Ghasiyah 17-20 ini, “Maka apakah mereka tidak memerhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”

Ayat di atas apabila ditinjau dari perspektif psikologi komunikasi termasuk kepada komunikasi      intrapersonal dengan proses berpikir. Berpikir melibatkan semua proses sensasi, persepsi dan memori. Berpikir dilakukan untuk memahami realitas. Pada surat inilah Allah memerintahkan manusia untuk memerhatikan dan memikirkan semua ciptaan-Nya.

             Kedua, dalam komunikasi interpersonal dapat dicontohkan dari dialog Nabi Ibrahim dan Namrud dalam Surah Al-Baqarah ayat 258. Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan.” Ia (Namrud) berkata, “Aku dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat.” Lalu terdiamlah orang kafir itu.”

          Dalam komunikasi interpersonal ada yang disebut dengan konsep diri yaitu pandangan tentang diri. Konsep diri memiliki dua komponen, yaitu komponen kognitif dan komponen afektif.

Komponen kognitif disebut citra diri (self image) dan komponen afektif disebut harga diri (self esteem). Konsep diri Namrud yang angkuh inilah membawa dirinya kepada kebuntuan pikiran dan argumentasi karena merasa mampu menyaingi kuasa Allah.

Ketiga, komunikasi kelompok yang salah satunya terdapat dalam QS Al-Mulk, “… apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?”

                Terakhir, komunikasi transendental sebagai bentuk kekayaan Alquran, menghadirkan khazanah baru dalam dunia komunikasi. Komunikasi transendental sendiri banyak dideskripsikan dalam Alquran berupa doa-doa para Nabi. “Nuh berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, (QS. Nuh: 21).

                Alquran sebagai ‘hadiah’ berharga dari Allah bagi manusia yang disampaikan secara berangsur-angsur kurang lebih 23 tahun ini telah jelas menyampaikan dasar-dasar komunikasi dalam beberapa ribuan ayatnya. Penyampaian ini bertujuan agar kita meyakini bahwa kitab suci ini adalah Mahakarya Ilahi yang setiap kedahsyatan ciptaan-Nya harus senantiasa direnungi. Wallahu a’lam

KENALI EDITING DOKUMENTER BARENG KANG CESA DAVID #REPOST :)

DOClinic #6  In-Docs Library  Selasa, 19 Juli 2005 – Tema: Pasca Produksi

Mentor:

Cesa David

Peserta:

Tomo, (casiopea_asayake@yahoo.com), (021) 7362122, 08161118274

Arnanda Chairal, (nando@yahoo.com), (021) 7306280, 08158519415

Gusti Citra Yudha, 081311197141

Anton Mabruri, 081514337380

Moderator:

Dipo Alam, (allmighty_d@yahoo.com), 08176710248

Notulis:

Muvita Sari

 

Dipo: terima kasih teman-teman dah dateng di DOClinic bulan Juli. Mungkin langsung aja dimulai diskusi aja ya.

Cesa: bikin dokumenter itu seru. Kita bikin dokumenter itu untuk mengungkap sesuatu yang belum diketahui. Kalau kita udah tahu, semua orang sudah tahu, ya males jadinya.

Nonton film tentang bermain ski di pegunungan saat musim salju, ada gambar salju luruh, terus dibahas :

Cesa: nah, ini pasti dia kan riset dulu. Dia datang ke lokasi, ngobrol sama penduduknya. Salju luruh, itu moment. Mungkin bukan film makernya yang bikin, tapi ada orang-orang yang punya footage-nya.

Peserta 1 : kalau kaya National Geographic itu kan ada yang bikin tentang binatang buas, macan misalnya, itu gimana?

Cesa: ya itu pasti udah disiapin. Gak mungkin dia ngambil gambar macannya dari deket, langsung gitu. Dia pakai lensa khusus di kameranya. Ada juga dokumenter yang di-direct, mungkin termasuk itu juga. Mungkin juga bukan film maker-nya yang langsung ngambil gambar. Kalau di Amerika itu ada perusahaan yang jual footage.

Semua film itu dulunya dokumenter. Awalnya Lumier, dia seorang pembuat kamera, ketika itu dia ngambil gambar orang bubaran pabrik. Masa itu dinamakan jaman Realisme. Maksudnya semuanya real, apa yang ada di depan dia, ya itu yang diambil. Sekarang mungkin gue akan jelasin sedikit tentang sejarah editing. Kenapa perlu tahu sejarah editing? Karena ada orang-orang yang ketika membuat film, mereka menggunakan konsep-konsep dalam pembabakan sejarah editing.

Ada tiga periode atau tiga jaman dalam sejarah editing, yaitu realisme, classicisme, dan formalisme. Pada jaman realisme belum ada editing. Tokohnya ya itu tadi, Lumier. Antara jaman realisme dan classicisme sudah dimulai yang namanya cutting to continuity. Cut kalau di editing itu kan artinya menyambung atau memotong. Nah, kalau cutting to continuity itu maksudnya motong untuk nyambung cerita dan ada set yang berubah. Sudah  mulai ada cerita yang mau dibangun. Tokoh yang menjadi pelopor cutting to continuity itu namanya Melias. Terus jaman classicisme. Nah di jaman ini editing yang dilakukan  udah bener-bener editing. Di jaman ini yang ada gak cuma cutting to continuity, tapi juga udah mulai cutting to clarify, cutting to underline, cutting to connect, dan cutting to dramatize. Tokoh jaman ini adalah DW Griffith. Dia adalah Bapak Film. Dia udah mulai gunain cutting, close up, intinya udah mulai ada dramatisasi, misalnya kalau di panggung itu lagi adegannya cewek nangis, ya di-close up ke cewek itu. Sebenarnya sama antara Melias sama Griffith itu berangkatnya dari pentas panggung. Tapi kalau Melias, kameranya itu dibikin wide terus, jadi semua yang ada di  pentas panggung itu kelihatan. Entah itu nangis, entah itu marah, tetep gitu aja kameranya. Tapi kalau Griffith dah mulai ada dramatisasi. Kalau lagi adegan sedih, dia close up cewek nangis. Jaman ini beda sama jaman cutting to continuity.

 

Peserta 1: kalau film yang bisu itu?

Cesa: sampai jaman classicism itu masih bisu. Tapi udah ada musik, dari piano. Karena pas muter filmnya itu pasti diiringi sama orang yang main piano, yang ikut ngebangun suasana. Nah, balik lagi ke Griffith tadi, dia juga sudah mulai pakai yang namanya dekupase/decoupage. Decoupage itu artinya pemecahan shot, jadi scene dipecah-pecah, dibagai menjadi beberapa shot.

Peserta 1: terus yang nentuin bikin decoupage itu siapa?

Cesa: ya tetep director. Seorang director yang wise itu yang open mind. Sekarang kalau menurut lo, editing itu apa sih?

Peserta 1: menurut gue editing itu motong dan milih gambar sesuai skenario.

Peserta 2: gue, sama sih, terus adegan yang terbaik itu disambung.

Peserta 3: gue mau nambahin, selain yang udah dibilang sama mereka berdua, dalam editing ada unsur membangun cerita juga.

Cesa: OK, milih dan motong  itu bener. Editing tu ada unsur milih dan motong gambar. Kalau dulu, sebelum ada komputer ya bener-bener dipotong. Pita itu ya bener-bener dipotong terus disambung gitu. Jadi rol-rol film itu pitanya dipotong-potong untuk diambil yang bagus terus disambung. Meja yang dipakai buat motong dan nyambung itu namanya splyzer. Makanya kalau lo lihat film jaman dulu kan kayanya loncat-loncat tiap ganti shot kan. Nah, kalau membangun gimana? bener juga. Jadi editing itu memilih dan memotong shot untuk membangun cerita. Menurut gue editing gak terlalu teknis, karena dalam editing tu yang penting editorial thinking-nya. Kalau untuk teknis lo tinggal beli aja software-nya.

Peserta 2: kalau dalam editing itu, feeling bermain gak?

Cesa: ya lah. Feeling itu main. Kalau kata temen-temen gue, ngapain kuliah jauh-jauh ke IKJ kalau cuma mau belajar komputer, di sana gue belajar editroal thinking-nya. Gak semua editor punya soalnya, karena mereka terjebak dalam software

Editorial thinking juga terkait dengan  yang namanya juksta posisi, maksudnya ada kemungkinan shot-shot untuk diubah-ubah posisinya atau susunannya, yang nanti akan memunculkan arti yang berbeda-beda. Misalnya nih ada gambar muka cemberut, semangkuk mie, sama gambar muka tersenyum. Kalau gambar-gambar itu ditaruh  dengan urutan muka cemberut, semangkuk mie, terus muka tersenyum, artinya apa?

 

Peserta 1: tadi orang itu lapar, makanya mukanya cemberut, terus ada semangkuk mie, dia makan, sekarang kenyang, jadi dia tersenyum.

Cesa: nah, bisa diartikan begitu kan? kalau posisinya ditukar jadi muka tersenyum, semangkuk mie dan muka cemberut gimana?

Peserta 2: mie-nya gak enak kali.

Cesa: nah, tu kan, kalau shotnya diubah, maknanya akan beda kan? jadi editing itu gak cuma sekedar potong sambung. Bedanya editing dalam film sama dokumenter, kalau di film kita paling gak harus pernah ngalamin, tapi kalau di dokumenter kita pengen tahu. Kita gak tahu sebelumnya.

Peserta 1: untuk juksta posisi itu yang mutusin editor atau director-nya?

Cesa: directornya. Director yang bagus itu harus bisa menggaet pekerja kreatifnya. Dia gak pernah ngatur teknis, tapi cuma ngarahin dan selalu diskusi sama pekerja kreatifnya yang lain. Jadi pekerja kreatifnya gak berasa jadi tukang. Bikin film itu kan butuh kerja sama, semua harus punya peran. Jadi kalau lo bikin film, terus ribut, bikin film gak mungkin gak ribut, mendingan ributnya pas pra produksi aja. Biasanya sebelum mulai produksi ada yang namanya script conference, di situ director bacain konsep, semuanya, dari kostum sampai editing. Habis itu semua kasih masukan, debat, berantem deh di situ. Tapi berantem biar hasil film itu bener-bener bagus. Di situ editing juga kasih masukan. Film itu kan ditulis dengan 3 cara, dengan pena, melalui skenario, dengan kamera, waktu syuting, dan dengan editing.

Dipo: kalau di dokumenter,editornya gimana, musti ikut ke lokasi atau gak?

Cesa: kalau dokumenter, sebaiknya editor ikut, untuk ngebangun atau menjalin emosi.  Bisa juga pas pra produksi-nya ikut, tapi pas syuting gak ikut juga gak pa-pa.

Dipo: kalau di dokumenter kan jalurnya banyak info. Kadang semakin punya banyak moment malah bingung mau nge-cut-nya gimana. Itu gimana ya?

Cesa: emang beda sih antara ngedit dokumenter sama ngedit film fiksi. Kalau dikumenter itu kita ngedit dulu di atas kertas, namanya paper edit. Itulah kenapa editor harus nonton semua hasil yang di dapat di lapangan. Jadi sambil nonton juga sambil nyatet time code-nya, terus type of shot-nya, pokoknya harus detail sampai deskripsi shot-nya juga. Terus musti diperhitungkan juga, gambar bagus gak, tc in, tc out (tc : time code). Editor selain ngelihat juga nyatet shot-shot yang sekiranya menarik dan bisa dimasukin.

OK, sekarang balik dulu ke definisi editing. Jadi negara pelopor film itu kan ada Rusia, Perancis, India, Italia dan Jepang. Kalau Rusia itu, film bukan cuma sekedar hiburan, film juga bisa menjadi alat propaganda. Kalau Perancis lebih ke aliran formalisme. Menurut Pudovkin, orang Rusia, editing adalah kekuatan kreatif dari realita filmis yang sifat realita tersebut hanya memberikan bahan mentah atau bahan baku yang sesuai. Yang dimaksud dengan bahan baku itu ya shot itu. Yang dimaksud dengan realita filmis adalah kejadian-kejadian yang ada di film, misalnya superman kan bisa terbang cuma di film. Menurut Louis Gianneti, dalam Understanding Movies, secara fisik, editing adalah pekerjaan menggabungkan sebuah pita fim dengan pita film yang lainnya. Dimana akhir suatu shot disambung ke awal shot berikutnya. Sedangkan menurut David Bordwell dan Kristin Thompson, editing adalah suatu gagasan untuk mengkoordinasi dari satu shot ke shot berikutnya. Alm. Sumardjono mengemukakan bahwa editing adalah suatu cara dengan menggunakan shot-shot sebagai materi editing, dan menyusunnya menjadi satu kesatuan film yang utuh, menurut struktur cerita. Dalam dokumenter kayanya definisi tersebut juga berlaku.

 

Peserta 1: kalau dalam dokumenter dikenal gak sih model tiga babak gitu?

Cesa: gak ada, jadi naratif aja. Awalnya gak ada, tapi sekarang dengan kemajuan teknologi, ada juga yang bikin dokumenter dengan tiga babak. Itu gak pa-pa, asal ceritanya sampai ke penonton dan benar. Dokumenter kan harus benar.

OK, balik ke sejarah editing yang tadi, sampai jaman classicism ya. Pada jaman itu editingnya disebut classical cutting. Antara periode classicisme dan formalisme ada yang namanya thematic montage. Montage itu berasal dari bahasa Perancis, yang artinya menyambung, yang juga bagian dari editing. Yang dimaksud dengan thematic montage, adalah kalau ada dua gambar apabila dirangkai akan menimbulkan makna yang berbeda. Rumusnya A ditambah B sama dengan C. Ini sebenarnya berangkat dari pemikiran Marx tentang thesis dan antithesis, apa ya namanya, dialektika-nya Marx. Contohnya thematic montage tu kaya presiden marah, terus disambung sama gunung meletus, maksudnya adalah kemarahan presiden yang dahsyat.

Peserta 1: kalau yang seperti itu, secara teknis beda gak?

Cesa: gak, sama aja. Cuma kalau thematic montage yang dibikin sama Pudovkin itu kan maksudnya biar penonton ketika nonton film itu gak cuma nonton, tapi mikir juga, ini maksudnya apa ya. Selain thematic montage ada yang namanya non diagetic, itu simbol, bukan thematic montage yang tadi.  Dalam perkembangannya, thematic montage jadi macem-macem, ada Hollywood montage, yang ada di film Karate Kid, yang ada adegan  dia latihan, yang seharusnya satu minggu, dijadiin satu menit.

Berikutnya jaman formalisme. Aliran ini melawan semua aliran yang ada sebelumnya. Menurut mereka yang menganut aliran ini, film itu gak harus mikir, gak harus menghibur, dan gak harus realis, jadinya seperti video art. Film-film formalisme gak bercerita, non figurative, gak ada tokoh atau karakternya. Formalisme berusaha untuk menciptakan bentuk yang belum pernah ada.

Peserta 2: kalau editor penekanannya lebih ke teknis atau editorial thinking?

Cesa: editorial thinkingnya. Gue aja, gue belajar editorial thinking dulu baru teknisnya. Karena gue gak mau terjebak dengan teknis terus gue gak punya editorial thinking yang kuat.

Peserta 3: gimana cara untuk ngebangun editorial thinking?

Cesa: banyakin analisa. Lo tonton film, lo analisa. Itu akan terasah dan editorial thinking lo akan kebangun. Coba juga perhatiin sound-nya, bagus gak, nyambung gak. Coba aja, lo matiin sound-nya, kalau lo ngerti ceritanya tanpa suara, itu bagus. Editing yang bagus tu gak kelihatan. Kalau habis nonton film terus ada orang bilang editingnya bagus, itu gagal. Editing yang bagus tu justru yang gak kelihatan kalau film itu di-edit, ceritanya ngalir.

Peserta 1: kalau ada film yang orang bilang musiknya gak cocok, gimana tuh?

Cesa: kalau musik kan yang nentuin editor sama director, sebelum sampai ke music director, editor coba bikin music guide-nya dulu. Kalau kasusnya musik gak pas, berarti kurang komunikasi antara editor dan director. Misalnya AadC, musiknya kan dah jadi duluan, jadi editor yang tau biasanya musiknya yang pas tu yang mana. Makanya sebenarnya editor juga perlu belajar notasi, belajar ritme atau ketukan, biar bisa nyatuin musik sama ceritanya. Jadi musti banyak nonton, banyak dengen musik.

Dipo: kalau untuk dokumenter, untuk garis merah ceritanya itu yang nentuin biasanya siapa?

Cesa: ya dua duanya diskusi. Kadang di lapangan tu kan udah beda banget sama yang di pra produksinya. Itu gak pa-pa.

Dipo: terus batasan yang bikin kita untuk syuting ulang itu apa?

Cesa: untuk doumenter, itu biasanya karena apa yang mau kita bangun itu gak sampai. Biasanya sayang banget, soalnya idenya udah gak bisa diubah lagi, jadi musti syuting ulang.

Dipo: kalau kualitas gambar jelek, tapi suara bagus biasanya kalau di dokumenter kan hajar aja, ambil aja, itu gimana?

Cesa: di dokumenter, moment itu kan penting. Walau gelap gak pa-pa yang penting infonya sampai. Untuk pra produksi dokumenter itu sebenarnya ada yang sama dengan bikin film, treatment-nya sama dengan bikin film.

Dipo: tapi saya pernah lihat sampai dipecah shot-nya jadi banyak banget gitu kan kalau film…

Cesa: kalau di dokumenter, itu karena set-nya yang susah, kan kalau bisa menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Seru sih, ngedit dokumenter. Untuk dokumenter, hasil rough cut-nya selalu tunjukkan ke orang yang baru, yang belum berhubungan dengan film ini sebelumnya. Kalau kita-kita juga yang nonton, udah bikin, ngedit, nonton, jadi mati rasa, semau kita jadinya. Padahal itu belum tentu bisa menyampaikan informasi.

Peserta 1: kalau dokumenter tu bikin dulu narasinya atau gimana?

Cesa: untuk syuting biasanya treatment dulu. Misalnya Keraton Jogja dimana? berarti lo harus bisa jelasin Keraton Jogja itu dimana. Narasi dibikin setelah lo selesai syuting. Jadi ada yang namanya sound man itu kalau di dokumenter dia harus dengerin dan transkrip wawancara kalau ada wawancara. Terus sambil nonton editornya juga nyatet. Sebelum masuk komputer director, asisten director, editor itu diskusi dulu, edit dulu di atas kertas.

Peserta 1: kalau narasi ada tapi gambarnya kurang gimana?

Cesa: biasanya kalau udah paper edit, itu disesuaikan antara narasi dan gambar.

Peserta 1: untuk nentuin dalam dokumenter itu ada naratornya atau gak, terus naratornya muncul atau cuma suara aja itu gimana? apa berdasarkan konsep yang udah dibikin pada saat pra produksi?

Cesa: biasanya dari awal udah dikonsep. Tapi kadang ada juga, yang dari awal udah dikonsep, gak kepake, tapi dalam perjalannya ternyata lo butuh narasi. Intinya if you can show it, don’t say it, dan if you can’t show it, say it.

Peserta 1: kalau untuk komedi gimana?

Cesa: editing comedy is about timing. Kadang ada pemain yang improve dan itu lucu. Itu malah bikin BT editornya, karena akan bermasalah di durasi. Untuk film, improve itu sangat tidak dianjurkan. Jadi ada karantina, latihan dialognya. Improve bisa makan waktu, memperpanjang durasi film.

 

Peserta 2: kalau dokumenter ada durasinya gak?

Cesa: sebenarnya gak ada, tapi kalau lo bikin dokumenter untuk TV, lo harus ikutin batasan durasinya.

Nih, gue catetin tahapan kerja editing dokumenter:

1.   menonton bahan / rushes

2.  logging administrasi. Biasanya setelah syuting, sambil nonton, sambil logging juga, jadi bisa hemat waktu.

3. transkrip: penulisan hasil wawancara di atas kertas. Tugas sound man dan assistant director adalah menulis hasil wawancara secara detail, per kata.

paper edit/paper cut/rencana editing di atas kertas. Dalam proses ini, durasi sudah mulai diperhitungkan. Narasi juga sudah mulai dimasukkan, dipilih dulu mana yang dapat menyampaikan pesa ke penonton dengan efektif. Ini bisa didiskusikan sama director.

assembling: Assemble menurut paper cut. Kadang dalam tahap ini gak perlu diskusi sama director, karena baru dalam tahap masuk-masukin shot di time line, belum jadi satu kesatuan.

6. rough cut: Pas tahap ini, narasi sudah ada. Setelah ini sesuaikan hasil assemble dengan rough cut. Bisa jadi rough cut ikutin narasi, tapi bisa juga sebaliknya.

7.   fine cut: tahap buat ngepasin rough cut. Naa, di sini nih mulai butuh footage, masukin footage. Kadang fine cut tu gak cuma potong-potong, tapi juga nambah-nambahin.

8.  trimming: ni proses buat mempertajam hasil fine cut.

9.  pic-lock: proses terakhir. Kalau udah sampai sini, berarti sudah final, pokoknya sudah OK semua. Setelah Pic. Lock, masuk ke musik. Di sini perlu diskusi sama music director. Setelah musik jadi, tempel lagi, yang nempel editor lagi.

 

OK, kayanya dah cukup ya. Ni mau langsung pulang atau mau nonton film dulu?

Peserta: nonton film dulu lah..

Cesa: ya dah, ni ada film judulnya “Terminal Bar”

Nonton “Terminal Bar”

Dipo: OK, terima kasih, teman-teman atas diskusinya, thanks juga buat Cesa yang dah mau bagi ilmu.

 

REPOST FROM : http://damarstudio.multiply.com/journal/item/25?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

TAYANGAN TELEVISI : “ASYIK TAK MENDIDIK , MENDIDIK TAPI TAK ASYIK”

 1314428381660890757

           Suguhan acara televisi memang sangat variatif untuk memenuhi selera pemirsanya yang beragam, namun demikian semua mata acara tersebut dikemas dalam bentuk acara hiburan, karena menurut Dominick kekuatan yang dominan pada televisi adalah sebagai medium hiburan[1] Selayaknya tanpa mengesampingkan unsur media massa  untuk memberikan informasi dan edukasi.

          Dewasa ini televisi melalui program-program acaranya banyak dikritik, baik oleh pemerhati media, aktivis sosial, pendidikan, maupun HAM. Televisi dinilai belum memaksimalkan fungsi pendidikan yang dimilikinya.[2]

       Menurut survei yang dilakukan oleh Yayasan Science dan Estetika, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia, Yayasan Tifa, serta Departemen Komunikasi dan Informatika, berbagai acara hiburan di televisi dinilai buruk oleh kalangan masyarakat.[3]

      Dengan fungsi pendidikannya, sepertinya wajar ketika televisi dan media massa lainnya kita masukkan ke dalam salah satu komponen tujuan nasional yang diproses dalam sebuah pembangunan bangsa Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemudian menurut Darwanto [4], peranan media massa dalam pembangunan nasional adalah sebagai agen pembaharu (agent of social change), dalam hal ini membantu proses peralihan masyarakat tradisional ke masyarakat modern.

          Perkembangan program televisi dikemas dari segala sisi, ada belasan saluran TV dengan skala cakupan siaran nasional dan puluhan atau bahkan ratusan stasiun TV lokal di tiap wilayah. Semua berlomba menayangkan acara terbaik agar ditonton banyak orang guna meningkatkan rating dan akhirnya pemasukan pendapatan dari iklan pun mengalir deras.

       Dengan alasan keberlangsungan industri pertelevisian, maka program  ditelevisi lebih memberikan suguhan hiburan yang dominan, program-program televisi yang menjual mimpi tanpa melintasi realita yang sesungguhnya membuat banyak khalayak televisi terbuai dengan impian yang dirangkai dalam bentuk skenario hiburan dan daya jual sebuah pertunjukkan yang  ASYIK TAPI TAK MENDIDIK, hanya beberapa program televisi yang benar-benar  mengacu pada realitas dan itu pun harus dibumbui  agar tetap menarik seperti pada program-program feature atau dokumenter  televisi.

          Televisi Cenderung mengabaikan isu-isu mendalam. Menyadari bahwa setiap program secara otomatis akan diikuti oleh berbagai kalangan, maka dalam proses produksi pihak produser selalu mempertimbangkan aspek kemudahan untuk dicerna. Meskipun isu yang diangkat sangat serius dan rumit, seperti masalah cloning tetapi penyajiannya harus mudah dipahami oleh khalayak. Kalau pada menit-menit pertama penyajian program terasa tidak menarik, dan membosankan tentu banyak pemirsa akan segera mengalihkan channel TV-nya. Karena kompromi dengan kepentingan menciptakan daya tarik agar khalayak bertahan di depan layar kaca, maka persoalan serumit apa pun harus dipermudah, diperingan, dan konsekuensinya tentu tidak bisa mendalam. Pembahasan hanya menyentuh pada aspek-aspek yang dianggap menonjol dan menjadi pusat perhatian umum. Padahal, akar permasalahan dari suatu kasus biasanya justru terletak pada bagian yang rumit, dan tidak terlihat secara mencolok. Ketidakmampuan menjelaskan sesuatu secara mendalam ini memang menjadi titik lemah tersendiri bagi televisi sebagai media pendidikan[5].

AKSI SIMPATIK

          Pemirsa televisi kiranya perlu paham benar bahwa frase ‘menonton televisi’, bukan sekedar frase mati yang tanpa pemahaman. Lebih jauh lagi, menonton televisi dinilai dapat membentuk budaya masyarakat.Michael K. Saenz[6]  mengatakan bahwa “television viewing provides a prominent occasion for viewers construction of culture” (Dari menonton televisi seseorang mendapat sebuah informasi atau ilmu pengetahuan yang menjadi referensi, mempengaruhi pola prilakunya sehari-hari).

             Jika kita mengacu pada tayangan yang bertujuan mendidik dan mencerdaskan seperti di TV publik (TVRI), maka sedikit harapan untuk bisa di minati pemirsa di karenakan kemasan dan perencanaan program yang jauh dari kesan menarik, MENDIDIK TAPI TAK ASYIK, mindset TVRI sebagai TV milik pemerintah yang tua dan kuno serta tidak adanya satu tayangan pun yg bisa bersaing dengan TV swasta, menambah keraguan, Walau kini tampaknya TVRI kian berbenah.

                Maka Sebagai Upaya Pemenuhan Fungsi Media massa, to educate , to information, to entertainment maka perlu adanya sebuah formula yang bisa mengkombinasikan dan menggandeng semua fungsi menjadi sebuah produk atau program yang tidak hanya mengandalkan kuantitas tapi juga menghadirkan kualitas (nilai bobot) yang  seimbang, YANG ASYIK  DAN MENDIDIK , sebagai upaya peningkatan pemahaman dan kecerdasan bangsa, Hal ini mesti di landasi dari nurani dan kerjasama Insan televisi dengan berbagai macam pihak, bentukan formula tersebut bisa di rangkum dengan tema  EDUTAIMENT yg selama ini di dengungkan tapi sedikit yang merealisasikan menjadi sebuah produk atau tayangan  bagi masyarakat indonesia tercinta, karena jika kita kembali pada Teori agenda setting media massa lah yang berperan menentukan apa yang pantas dan layak untuk di jadikan tayangan bagi para audience nya.

      anak tv

 


[1]Ibid. 18

[2]Di akses pada tanggal 11 april 2012   dari http://kominfo.banjarmasinkota.go.id/2011/11/kominfo-banyak-tayangan-media-menyimpang/

[3]Di akses pada tanggal 11 april 2012  dari http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/12/04/Nasional/krn.20081204.150017.id.html

[4]Darwanto ,“Televisi Sebagai Media Pendidikan”, 2007

[5]A.Darmanto (2007, Agustus:)Membangkitkan Kembali wacana televisi pendidikan

[6]Michael K. Saenz . “Television Viewing as a Cultural ” in Television: The Critical View, ed. Horace Newcomb, 5th ed.( New York: Oxford Uni-). 1994.  hal 573

LETTER TO MY FUTURE WIFE ; Hello, My Love :)

 

Dear My Future Wife,

 

Hello My Love  🙂  This is My first letter to you, I never really thought anything of writing a letter to you, My Future wife , I can`t  imagine what his thoughts were when she read those letters, Written by the hand of teenager caught up in figuring out who he was, where her place in the world belonged, and who she would one day give her heart to.

And so I am writing you this letter, Right now, at the moment in my life, I have no idea who you are ? i have no idea If  I have met you you are some  stranger I will One day Come in Contact with.  I have no idea if you life in indonesia or somewhere foreign, i have no idea if you know  ALLAH SWT (Muslimah),  Agnostic or you are an atheist.

Its exciting, Thrilling, And scary. We have not even begun our love story, yet ,and i think about you on a daily basis. I wonder what we will fight about, and what our home will be like. I wonder about the look on your face when  I walk down and said will you marry me ?   I wonder if we will fight to save our marriage if things get rocky …..  Or if we will forget the reason we fell in love  in the first place.

Do know this Dear Wife, I love you. I love you to my very core. I love the woman  you will one day be, i will walk out  to get a succes and  you my future wife, you will stand beside me and respect our relation until the day  passed away us.

I am nowhere near the man God has called me to be, I have major sins and major fault  that I need to take care of. but now , I dont think i am ready for you yet. But  i am waiting  for you and i am holding on to my romantic, Albeit naive heart, Knowing I will get it to you one day, Fully trusting you to keep it safe.

 

I Love you.

Your future Husband

RANOV S :).

images

How to Create a Colorful Stylized Portrait in Adobe Illustrator

This tutorial focuses on creating a vibrant, poppy portrait in Adobe Illustrator. Using bright colors, transparent gradients, and a sense of whimsy, you’ll be constructing facial features and candy hair in no time.

Step 1

Get your sketch ready.
Either fire up Photoshop or some other drawing program, or scan in some pencils. Your sketch can inform you of anything from a simple idea to your full color profile.


Step 2

Using the Pen Tool (P), either trace the contour of the face you’ve drawn, or build it anew with a simple circle and some angled lines to create the jaw.

Technically, if you want to create a full head, that circle should be much higher up. This face will be edited a bit as we go along.

Here’s how my Layers panel currently looks, with my two shapes for the head and a solid filled Rectangle (M) as the background.


Step 3

Ears, neck, hair, and simple background elements. Your focus is to color block the main components in your composition. It’s in this stage that you find balance in your piece or making any changes to the contour of the shapes.

Group like shapes together for easier layer management (Ctrl + G).


Step 4

One major component of bright, colorful artwork is deciding if you’re using black or not. In this case, all darker colors are purples, pinks, and reds.

Start the eyes by outlining their basic shape with the Pen Tool (P).

Create a second shape inside of your newly drawn eye cavity. This will be key in creating the perfect outline of the eye.

Select both shapes and hit Exclude in the Pathfinder panel (first option from the right).

Fill in the rest of the eye (shape for the white of the eye, rounded shape for the iris, etc).


Step 5

Trace the mouth with a light pink. For such a cute pout, you can trace half of the mouth space, Copy and Paste, and flip it horizontally. In order to easily flip your shape, left click to select, right click for options. Hover over Transform and choose Reflect. Choose Vertical axis.

Use the Pathfinder tool to Unite both shapes once properly aligned (first option from the left).

For now, draw a simple shape with the Pen Tool (P) for the inside of the mouth (make it purple), and add a circle of lighter and transparent pink over top for the bubble.


Step 6

Create a shape for the shadow under the nose (or at the end) with the Pen (P) or Pencil Tool (N). Select the Gradient panel for this shape. You’ll want it to go from the main skin color to a darker shade (-90 degrees if you’re following this example). Reduce the transparency to your liking. You’ll follow the same steps to create gradient shapes for shading/rendering in this piece.

Create a shape that follows the contour of the top plane of the nose. Choose your gradient colors based on the main skin tone and something lighter (in this case it’s a bit creamier in tone).


Step 7

For the nostrils, the two shapes are the same (Copy and Paste, flipped over a vertical axis), but with a radial gradient. The transparency on the gradient colors themselves are reduced heavily so the change from the base color to the highlight color happens gradually.
You can push the nose further with more transparent gradient shapes, allowing it to pop out from the face.

Group your nose shapes when done (Ctrl + G).


Step 8

Select the white of the eyes.

Make it a linear gradient going from a dark purple-gray to white and back to the dark purple-gray again. Move the gradient tabs to your liking so the shadows of the whites of the eyes are closer to the edges, but have a smooth transition to the bright center. Create some shapes of a dark purple (lower the Opacity) for shadows within the eye cavity.

Arrange these shadows under the eye outline, but above the eye white, iris, and pink eye bits.


Step 9

In case you like your eyes to pop with cutesy color, this step is right up your alley. I used a dark purple for the pupil and outlined it with a light lavender circle (no color fill, Stroke Weight set to 0.5pt).

To add more interest to the eye, I added some more transparent gradients around the iris and created a pink flower shape to go between the purple iris and the shadow shapes.

For the highlight, I used a light yellow gradient to pink, both with varying transparencies.

If applicable to your face shape, you can Copy and Paste the eye details and such to the other eye. Or draw them anew for a more dynamic image.


Step 10

Start with a shape that begins beneath the hair and ends slightly below the eyes.

This will be a gradient similar to those on the nose, going from the base skin color to a darker skin tone (in this case, it has pink and brown tones).


Step 11

For the sides of the face, Copy, Paste, and Align the base face shape with itself. Then create a shape similar to the one shown: something that defines the bottom of the chin, sides of the cheeks, and temples. The linear gradient will go from shadow color to transparent base color back to shadow. Adjust as you see fit.


Step 12

Select the duplicate face base and the shadow shape, open Pathfinder and hit the third button from the left to delete the extra pieces of the shape.

You will now have a shadow shape that fits the face perfectly. Place above the base face shape in your Layers panel.


Step 12

Add whatever other shadows you feel fit your piece. In this case, one under the hair that mimics the contour lets the candy-colored hair pop off the face.

Eyelids and forehead were also tended to in order to make the face less flat.


Step 13

Even though the bubblegum will overshadow the mouth, I still find it important to take time to render it properly.
The top lip is darker than the bottom.

The inside of the mouth has depth. Transparent shapes work well to define the shadows between the upper and lower lips. Define shadows, cracks, and highlights on the mouth in the same manner the eyes and nose were rendered. Stick to reds, pinks, and creamy yellows.


Step 14

The eyebrows were changed to a darker purple. The eyes got a bit of liner as well (see the purple below the lashes). Same goes for the nostrils. also rendered slightly were the ears. Note that detail shapes on the eyes and nose are shades of dark pink versus the purple being used for the eyes or dark, dark shadows.


Step 15

The key to hair is to think of it in sections versus in strands. In this case, we have two pigtails, bangs, and two sections over the head. Starting with the right section over the head I chose a redder version of the bubblegum pink to define the part in the hair and the space around the puffy bangs.

I’ll also use this color to define the contour of the bangs. They’ll mimic cotton candy, clouds, or wads of gum.

Continue this process through out.


Step 16

We’ve got some rounded pigtail shapes to shade.

Much like the lips, the hair has some shiny bits which are transparent gradients that go pink to creamy yellow.

Using a darker gradient, define their edges along with overlapping hair shapes.


Step 17

Dark mauve serves as a good color to define the hair part as well as the edge of the bangs from the face.


Step 18

This whole time I’ve had the bubble shape set as invisible. Make it visible once more, Copy and Paste the shape twice.

See the picture for how to align the shapes over the base bubble so we can have a perfectly fitting shadow.

Follow the same steps from rendering the face.

Set this new shape as a darker, transparent gradient.


Step 19

Follow the same steps as those from outlining the eye cavity (smaller shape inside larger shape, Pathfinder to delete so only an outline is left).

Use a light peach for this step and reduce the transparency.

Add some light, creamy circles of various transparencies for hot spots on the bubble (make sure you don’t obscure the mouth too much).


Step 20

Fill in whatever you need in the background to make the portrait pop forward. In this case, I used a radial gradient (dark blue to light blue), added some clouds, and set a radial gradient of pink to white to purple on the rainbows to give them a ribbon-like effect.


Conclusion

Here’s our final portrait. A candy-colored bubblegum girl infused with blindingly bright colors. May all your work be just as bright and happy!

CATATAN SI KAKAK DI KALA BUMI BASAH

BUMI BASAH KUYUP  DAN SI ADIK MENANGIS DI SELA LAPAR ….

FFFFF

Adikku, menangis tidak menandakan kamu lemah, sejak kamu lahir dulu,

menangis itu adalah tanda bahwa kamu hidup, paham kan?

Jadi jika kamu pagi ini merasa nyerah dan sedih, berbahagialah,

setidaknya itu tandanya bahwa saat ini ade masih hidup

Cepetan senyum…

Jangan nagis, jelekk! jangan memulai hari ini dengan Pesimis.

dengarkan nasihat nasihat kaka lagi..

Adekku,

Tau kan bakteri bisa menggandakan dirinya hingga 60 juta dalam 4 jam.

Bayangkan 60 juta bakteri itu dalam 4 jam kemudian? Terus siapa coba yg memberikan Nyawa atas bakteri2 itu?

yg memelihara hidup dan menentukan kematiannya secara sistematis?

indexED

Perhatikan juga se’ekor cicak yg bertubuh gemuk dan sehat, lalu amati apakah dia punya sayap?

sedangkan makanan beliau beliau ini adalah nyamuk? Nyamuk yg punya sayap dan terbang?

Allah lah Tuhan yang telah memberi makan mereka, kita dan seluruh mahluk bumi ini.

Allah lah yang menyeru kepada awan untuk segera meneteskan titik titik hujan kepada bumi yg kehausan

Allah lah yang membangunkan Jiwa jiwa putus asa,

Allah lah yang membuka kembali Hati Hati yang terkunci dengan Sejuk Hidayahnya

Allah juga yang telah melembutkan kembali kerasnya Hati,

Berbahagialah saat hati itu lembut, dan jagalah.

Agar sinarnya memancarkan kebahagiaan kepada setiap Wajah yg kmu temui.

Adikku,

Allah memberikan kita ujian itu agar Kita Ingat kepada Nya, Agar Kita tidak Bosan Dengan Hidup Ini..

Karena saat kita baik baik saja, Kita cendrung Lupa dan melupakan Nya.

Tafakuri rasa sakit itu dan Temukan Inspirasi didalamnya

Coba lihat; Ketika salah satu saja, gigi kita sakit.. kita menyadari seberapa Harga dan Arti Gigi itu.

Ketika Gigi Kita sehat, Kita cendrung Lupa dan melupakan fungsinya yg Hebat!

Saat jari kita terluka lah, kita menyadari betapa pentingnya arti jari tersebut.

Hidup itu pilihan pilihan, mati itu kepastian dan akhirat adalah keadilan.

images

Adekku,

Jika hidup terasa mulai tidak adil dan merasa tak ada yg peduli dengan dirimu,

ingatkah Allah sangat peduli denganmu. dan nantikanlah peradilan Nya di akhirat,.

Dunia ini hanya persinggahan..Tetaplah berharap, Adikku,.

Karena harapan itu diperuntukan untuk mereka yang masih punya harapan.

tetaplah berharap, karena Ampunan Nya melebihin Harapan yang mungkin benak kita lintasi.

Jika gerimis khawatir mulai bertaburan menuruni senja dihatimu.

Dan orang orang yg menjadi sumber harapan mulai membencimu,.

Perhatikanlah baik baik, sosok sahabat ada disekitar hatimu, beridiri, dan tersenyum meraihmu..

Jangan khawatir, kakak juga ada disana.

Menjadi kakak terindahmu ^_^ yang menginginkan semua adeknya Bahagia dan memahami arti kehidupan.

Adikku,

Jangan sesekali ucapkan selamat tinggal, pada satu hati yg kamu benci hari ini.

jangan juga membuangnya ke sampah kenangan, hargai kebencian itu,

karena itu akan jadi bagian masalalu. Dan kita terlahir dari masa lalu..

Adikku,

Memang satu saat kita akan merasakan diri kita terjebak dalam satu hal tersulit!

disana tidak ada celah dan penolong!! lalu tiba tiba kita tersadar, bahwa Allah ada disana..

Dan disitulah kita merasakan Indahnya Hidup. Hidup yang sebenarnya..

Jangan khawatir karena sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat

Ingat bahwa semua dari kita pagi ini telah diberi kepercayaan oleh Allah untuk hidup kembali di hari ini,

mencari kebahagiaan dan bekal.

Dialah Allah, Tuhan yang telah membangunkan Kita tadi pagi dari lelap tadi malam..

Adikku,

Sempatkan tersenyum untuk hatimu; jika masih saja sakit, ikhlaskan.

Karena itulah satu satunya obat terbaik untuk menetralisir setiap penyakit hati yg menjalar di dadamu.

Ade tau kan Ikhlas?

Ikhlas itu arti sederhananya rela, kerelaan yg berdasarkan pengetahuan.

Ade lihat deh reaksi wajah temen Ade saat ada anjing galak yang menghampirinya.

Pasti dia akan lari secara sukarela.. tanpa dipaksa. Bahkan setelah lari 500 meter dan anjing itu pergi,

dia itu akan berbahagia.. tidak mengeluh meski terengah engah menempuh jarak ratusan meter.

Seperti itulah Ikhlas.

Kita akan ikhlas dan berbahagia jika kita sadari bhwa susah payah yg kita jalani itu adalah telah direncanakan untuk kebaikan kita, kebaikan yang abadi diakhirat.

Jangan hawatir,

Adekku

Allah maha tahu atas segala galanya.

Lupakan hari yang udah terlewati, Abaikan getaran yang masih tersimpan.

Allah telah meletakan kedua mata kita di depan, agar kita melihat kedepan,

karena melihat kedepan lebih penting dari pada melihat kebelakang.

Adekku, hidup ini Indah.

Nanti ade akan rasakan, Indahnya memperhatikan harapan itu perlahan berubah menjadi titik titik nyata.

berbahagialan, karena kita berdiri di hari ini. sebuah ‘situasi’ yg dulu kita sebut masa depan..

Adekku, semua ini hanya sementara.

Bencana yang menimpamu bukanlah untuk menghancurkan semangatmu,

Tapi untuk mengujimu, mengukuhkan imanmu, menguatkan pilar-pilar keyakinanmu,

dan sentuhan lembut Agar kamu tidak Bosan dengan Hidupmu.

Pahamilah bahwa SEMUA INI hanya sementara,..

Memang, sangat mudah suasana hati manusia berubah..ada sayang ada benci..

tapi yakinkanlah kasih sayang Allah tidak pernah berubah

Pahamilah bahwa SEMUA INI hanya sementara,..Karena keabadian hanya ada disana,. .

Pahamilah, bahwa ketenangan itu hanya ada disana.

Bersabarlah, tentanglah hawa nafsumu, ridhokanlah atas takdir-Nya

dan berpegang teguhlah pada perintah-perintah-Nya.

Adekku,

Orang bahagia itu bukan orang yg bisa menaklukan tantangan dan rintangan hidup,

tapi orang yg bisa menikmati rintangan demi rintangan itu, karena hidup tidak akan pernah lepas dari ujian..

Pancarkan kebahagiaan dari hatimu melalui ukiran senyumu..

sinarnya akan membahagiakan orang disekitarmudan pantulannya akan membahagiakan kita.

itulah indahnya nilai nilai islam, addinul islam..

Tak ada artinya bersedih untuk hal yg akan terjadi besok,

karena ‘kesedihan’ kamu hari ini tidak akan mengurangi sedikitpun ‘kesedihan yg akan kita alami besok.

begitu juga dengan bahagia,

kebahagiaan yg akan kita peroleh besok tidak akan berkurang jika kita mulai berbahagia dari hari ini..

maka, berbahagialah. karena kebahagiaan itu tidak terletak di tujuan, tapi terletak dalam sebuah proses.

imagesFFF

Adekku,

Ingatlah Cinta dan Kebencian adalah tenaga natural spektakuler yang menggerakkan kehidupan ini.

Manusia yg cerdas bisa mengalirkan energi besar dari ‘kebencian yang mendalam’ kepada titik pencapaian yang ia tuju.

Adekku, dengarkan kaka lagi.

Memang tidak berdosa berbuat sesuatu yg tidak kita ketahui bahwasannya itu dosa,

tapi ketahuilah bahwa ini adalah isyarat kenapa menuntut ilmu itu wajib.

Adekku,

Allah telah menyimpan gelora semangat kita di tempat yg sempurna;

diantara tengkorak kepala dan kerangka dada yg KOKOH,

tidak ada yg bisa meruntuhkannya selain kecendrungan kita terhadap apa yg kita fikirkan dari lensa mata dan dua telinga

.. makanya. Jaga, Saring dan arahkanlah, Kedua indra itu.

hindarkan keduanya dari hal hal yg  TIDAK PENTING dan merusak keyakinan..

Dan Ilmu adalah Filter yg akan Memperkokoh Iman.

Adekku, Jika waktu terasa lambat, jangan mengeluh…

Ingat bahwa semua ini adalah proses,

dan kita harus bersyukur agar kita berbahagia dalam semua ‘proses’ menuju titik kesuksesan yg kita targetkan,

berbahagialah dari sekarang agar kita lebih lama berbahagia.

Adekku,

Lebih baik berfikir dua, tiga kali daripada dua, tiga kali menempuh jarak yg sama..

Berfikir sebelum melangkah. manfaatkan waktu dengan cerdas.

karena jika kita pergi suatu tempat yg tidak kita ketahui,

kemungkinan kita akan berhenti disuatu tempat yg tidak kita ketahui juga. .

Adekku,

Kita tidak patut bersedih, karena dunia dan segala isinya ini akan kita tinggalkan.

dan Kehidupan ini akan Lebih Pendek dari yang Anda Bayangkan.

Ridha’kanlah karena Keridhaan Hati akan Menghilangkan Kesedihan. La Tahzan..

Adekku,..

Saat kita marah, saat dada kita terasa sesak. saat hati kita terasa membesar memenuhi dada,

atau sebuah situasi yg disebut gondok! disaat itulah mungkin Allah tabaroka wata’ala ingin menunjukan kepada kita tentang KEBERADAAN hati kita yg sering kita lupakan….

Dan begitulah yg saudara kita rasakan saat kita marahi, masya Allah…

GGGGGG

Adekku,

Kebahagiaan natural akan kita rasakan saat kita bisa membahagiakan orang lain.

kita bisa membahagiakan setiap orang yg kita temui dengan satu lemparan senyuman.

Tingkatkan KUALITAS SENYUM kita, agar wajah kita menjadi ladang ibadah yg tak akan pernah habis..

Rasulullah bersabda;

“Wahai manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makan,

sambunglah silaturahim dan shalatlah kalian pada saat manusia tidur malam,

maka kalian akan masuk surga dengan tenang”.

[HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim]

Adekku,

Kita tidak bertanggungjwab atas apa yg orang ‘pikirkan’ tentang kita,

tapi kita bertanggung jawab terhadap apa yg telah kita lakukan sehingga membuat orang ‘berfikir’ tentang kita.

Adekku,

Jika sabar itu mudah, tentu semua orang bisa melakukannya. .

Jika semua paham dan bisa bersabar atas segala sesuatu yg menindih logika kita,

tentu dunia ini penuh dengan pujian dan kata kata syukur atas nikmat nikmatNya.

Adekku, Islam itu mudah, islam itu indah. jangan dipersulit..

Jika ketebalan IMAN kita memang turun naik, usahakan SEMANGAT kita jangan turun.

karena bukan tidak mungkin, saat semangat kita turun, kompetitor kita merebut peluang yg kita abaikan..

Saat kita terjebak macet, sementara jam sudah bergeser 5 menit dari jadwal kerja, kita begitu menyesal…

dan begitu merasakan harga 5 menit itu. Tanpa kita sadari macet ingin mengingatkan kita,

begitu banyak waktu berharga kita yg terbuang sia sia dalam 24 jam keseharian kita?

Oh iya, Adikku..

Meski kaka ga soleh, kaka ingin semua ade kaka soleha dan disayang Allah.

Ade jangan lupa pake jilbabnya ya….

memang sih, tidak semua wanita berjilbab itu soleha, tapi wanita soleha itu pasti berjilbab

Kaka heran, jika hidup ini pilihan pilihan,

kenapa hanya sedikit wanita yg memilih untuk menjadi wanita sholehah

yang hidupnya dikagumi dunia dan di nanti syurga?

Jika Allah ta’ala menjadikan Islam itu Mudah..

Bukan berarti hal Wajib bisa menjadi Sunnah…

Dan jika, Berjilbab itu wajib,.

Bukan berarti wanita bisa seenaknya pamer aurat dan mengatakan aku belum siap.

Wajib tetap harus dilaksanakan dan dosa tetap ditulis..

Dan ini Ketetapan Allah.

‎”Adakalanya nuur Illahi itu turun kepadamu, tetapi ternyata hatimu penuh dengan keduniaan,

sehingga kembalilah nuur itu ke tempatnya semula.

Oleh sebab itu, kosongkanlah hatimu dari segala sesuatu selain Allah,

niscaya Allah akan memenuhinya dengan ma’rifat dan rahasia-rahasia.”

[Syaikh Ibnu Atho’illah : Al Hikam]

Kita sangat menyesal saat kita tahu kita telah suudzon terhadap sahabat kita,

padahal ternyata dia benar. yang sering kita lupa adalah ketika bersuudzon kepada Allah..

pernahkah terpikir akan SEBERAPA BESAR penyesalan kita di hari hisab nanti ?

Waktu itu singkat, mati itu dekat, berbuat salah itu mudah, amanah itu susah.,

Ikhlas itu sulit, amal kebajikan itu abadi dan bermaafan itu indah, mohon maaf dari hati yg terdalam…

Hati yang lembut akan menerima kebenaran dgn mudah, dari siapapun datangnya.

berbahagialah kepada hati hati yg sedang lembut, karena itu adalah salah satu Nikmat dari Allah..

‎”Kebijaksanaan adalah tongkat yang hilang bagi seorang mukmin.

Dia harus mengambilnya dari siapa saja yang didengarnya,

tidak peduli dari sumber mana datangnya”. (HR. Ibnu Hibban)

“Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” (Al-Hajj: 46)

Jika kaka salah, maka pukulah hati kaka dengan cara terbaikmu. tapi jika kaka benar,

jangan puji kaka. karena itu akan meruntuhkan diding keikhlasan yg susah payah kaka bangun. .

Adek manis.

Dari hati kakak sengaja alirkan apa yg terlintas melalui jari jari kecil ini,

semata untuk berbagi motivasi untuk adek adeku di manapun,

semoga menjadi penuntun dalam kebersamaan dalam mencari dan meraih ridho Allah.

Adek manis,

Nasihat kakak diatas bukan dakwah, hanya sentuhan kecil.

Kaka hanya ingin menyampaikan bahwasannya semua hari hari adalah bahagia, hanya jika qta menyadarinya.

Adekku, tidak selalu wajah tersenyum itu mencerminkan Hati yang berbahagia,

tetapi Hati yang berbahagia Pasti akan memancarkan wajah yang Tersenyum.

Jaga Hatimu, buat hatimu tersenyum ^_^

aku-sayang-kakak

“Apabila anda pikir anda BISA, anda benar. Apabila anda pikir anda tidak bisa maka anda pun BENAR.

Impian selalu berlari lebih cepat dan selalu berada di depan kita.

Jika kalian selalu mengikuti orang banyak,

niscaya kalian tidak akan pernah diikuti oleh banyak orang”

Salam cinta .

FILM DALAM KACA MATA TEORI ANALISIS

Metode Analisis Film menggunakan Teori Strukturalis
Historical Overview Structuralism (menyingkap struktur berbagai aspek pemikiran, ungkapan dan tingkah laku)

Pada awal ini saya ingin memaparkan terlebih dahulu bagaimana suatu kajian kualitatif terhadap film ini muncul dan berbagai teori-teori yang terkait dengan sejarah dan teori analisis dilm itu sendiri. Jadi kemunculan awal suatu kajian strukturalis terhadap film diawali bukan terhadap analisis film tetapi film adalah suatu bentuk yang dikemas dari berbagai unsur seperti bahasa dan cara pengambilan gambar. Teori strukturalis diawali oleh kajian terhadap ilmu bahasa, yang muncul pada zaman pertengahan di Eropa dengan nama gerakan kritis (abad 20 pertengahan)
Yang didasarkan pada teori-teori ilmu bahasa adalah suatu sistim yang disatukan dari tanda-tanda. Jadi mereka berusaha untuk melihat bagaimana suatu sistem bahasa ini terbentuk yang dimunculkan dengan tanda-tanda yang bersatu. Gebrakan ilmu ini terlihat jelas ketika seorang tokoh bernama Levi-Strauss yang memaparkan bagaimana tanda-tanda dari suatu sistem bahasa yang dibahas secara budaya. Kultur-kultur, seperti bahasa-bahasa, dapat dipandang sebagai sistem dari tanda-tanda & yang diteliti dalam kaitan dengan menggunakan istilah hubungan-hubungan yang struktural antar unsur-unsur mereka. Muncullah gerakan Central binary oppositions yang mengungkapkan tentang logika yang tak sadar atau “tatabahasa” dari suatu sistim pandang teks-teks sebagai sistem dari tanda-tanda yang saling berhubungan dan mencari untuk membuat logika eksplisit mereka yang yang tersembunyi dengan tokoh-tokohnya: Foucault, Lacan, Barthes dengan bidang-bidang dari studi: semiotik & narratology. Dari kemajuan bidang analisis tata bahasa inilah suatu kajian terhadap film mulai berkembang dengan menggunakan analisi semiotik yaitu tanda-tanda yang digunakan atau analisis secara narratology, mengungkap makna narasi di balik teks dan percakapan suatu pertunjukan yang lebih sering silakukan pada suatu teater.
Perkembangan suatu narrative dan semiotik analisi bahwa hawa segar di dalam dunia ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan mengangkat suatu cara berpikir, suatu cara pengawasand ian dan mengerti, di dalam film dan teater .Suatu cara melakukan (gerakan seni di dalam yang terlambat; almarhum enam puluh bahwa menemukan suatu rumah terutama di dalam teater &film) .Berbagai hal harus dilihat pada konteks dari struktur-struktur yang lebih besar bahwa mereka menjadi bagian. Arti tidak dimasukkan oleh berbagai hal tetapi diberikan kepada mereka melalui struktur-struktur yang membentuk konteks-konteks mereka Ini Adalah STRUKTUR-STRUKTUR yang MENCIPTAKAN Arti Dari BERBAGAI HAL (bahwa berbagai hal ini mempunyai maksud(arti sendiri di luar konteks-konteks dari mereka maksud(arti). Bagaimana film-film menyampaikan maksud(arti melalui pemakaian mengkode dan konvensi-konvensi bukan berbeda kepada jalan bahasa-bahasa digunakan untuk membangun arti komunikasi
Christian Metz (Cine-Semiology)
Christian Meltz merupakan tokoh di bidang Semiotic Cinema di mana ia memunculkan bebrapa bahasan mengenai pola pengambilan gambar dan makan di balik pengambilan gambar tersebut. Ia mengungkapkan bahwa cinema bukan suatu sistim bahasa tetapi itu adalah suatu bahasa (suatu tanda yang termotivasi) .Bidikan camera/cinematic seperti kata selagi urutan seperti kalimat .Jadi bidikan kamera itu bila dirututkan menjadi satu akan sama seperti kata-kata yang disusun hingga menjadi suatu kalimat. Ia banyak menjelaskan mengenai shot atau yang kita kenal di Indonesia adalah take gambar untuk film. Shot bersifat tanpa batas dalam jumlah .Shot adalah ciptaan-ciptaan pembuat film .Satu shot banyak sekali dari informasi. Shot itu adalah satu unit yang actualised (hasilkan satu penyajian yang tepat tentangnya makna termaksud) .Shot, tidak seperti kata-kata, jangan mendapatkan maksud yang dapat dibandingkan satu dengan lain.Memilih film dan kombinasikan gambaran-gambaran dan bunyi-bunyi untuk membentuk syntagmas kategori-kategori Syntagmatic untuk film yang naratif (delapan sintagma-sintagma kunci filmic berdasar pada jalan,cara ruang(spasi pemesanan naratif & waktu)

Jenis Pengambilan Gambar
1.The autonomous shot (e.g. establishing shot, insert)
2.The parallel syntagm (montage of motifs)
3.The bracketing syntagm (montage of brief shots)
4.The descriptive syntagm (sequence describing one moment)
5.The alternating syntagm (two sequences alternating)
6.The scene (shots implying temporal continuity)
7.The episodic sequence (organised discontinuity of shots)
8.The ordinary sequence (temporal with some compression)
Elemen-Elemen Dasar Semiotika
• Komponen tanda (penanda dan petanda)
• Aksis tanda (paradigma dan sintagma)
• Tingkatan tanda (denotasi dan konotasi)
• Relasi antar tanda (metafora dan metonimi)
Melalui keempat hal dia atas kita dapat memaknakan suatu tanda-tanda yang ada di dalam suatu film, seperti contohnya film Devil Wears Prada di sana sang sutradara menampilkan sesosok bos yang memiliki kelakuan seperti setan. Untuk memperkuat nilai bagaimana perilaku dari sang bos yang begitu sadis terhadap bawahannya, ia menggunakan tanda sepatu warna merah yang dipakai oleh bos tersbut juga di dalam promosi fil yang menurut budaya Amerika warna merah dan merupakan lambang setan, di sana bila mera menggambarkans etan sering menggunakan warna merah. Dengan melihat elemen-elemen dasar ini kita dapat mebelah-belah film menjadi komponen kecil untuk melihat makna dari film itu sendiri.
4 spesifikasi dalam film :
• Setting
• Nama lokasi
• Kondisi pencahayaan
• Tipe pengambilan gambar
Tipe pengambilan gambar konvensional :
• Jarak kamera ke objek
• Ukuran objek
• Jenis pengambilan gambar :
• Extreme close up à Spesifik; mata, mulut
• Close up, close shot à Gambar Wajah
• Big close up à bagian atas alis hingga dagu
• Medium close up à pusar ke atas
• Full shot à seluruh badan
• Medium full shot à ¾ objek : lutut ke atas
• Long shot à diambil penuh, diberi sedikit space kosong

Suara yang mewakili adegan yang berlangsung:
• Diegetic sound : berasal dari sumber saat adengan berlangsung
• Non diegetic sound : tidak berasal dari sumber saat adengan berlangsung
• Bleed over : suara yang muncul saat adegan berikutnya atau sebelumnya
• Voice over : dari narator, tidak menggerakkan bibir
• Off screen diegetic : suara dari lokasi adegan namun tidak tampak
• Filter slight : adegan percakapan telpon
Narration dibagi menjadi 2, yaitu :• Off screen narrator à tidak terlihat
• On secreen narrator à narrator terlibat
Dibagi lagi menjadi 2 :
• In a homodiegetic narrative à ikut main
• In a heterodiegetic narrative à tidak ikut main / bukan tokoh
Focalization à cara untuk mempresentasikan informasi dari sudur pandang seseorang
Goof à kesalahan produksi, mengganggu, menghalangi efek melihat yang sebenarnya
Metode analisis film :
• Basic approach à menonton kemudian menganalisis film tersebut
• Metode analisis semiotic à mempelajari system, aturan, tanda – tanda, dan konvensi
• Double viewing technique à menonton 2 kali yang lebih terfokus pada “how and why”

Sumber : wordpress.com
google.com

ANALISIS SHORT MOVIE – SURAT DARI IBU

Setelah membaca postingan FILM DALAM KACAMATA TEORI ANALISIS,  saya berharap kita dapat sedikit memahami beberapa  metode analisis  di mana di tuliskan beberapa teoria analisis untuk film, seperti  teori  analisis semiotic dan teori analisis narratology , oleh karena di dasari tugas kuliah yang menugaskan para mahasiswa yang mengikuti kelas penulisan naskah non berita dengan pengajar yang sangat kompeten yaitu  SITI NURASYIYAH. M.Si (BU AIZ), BU AIZ menugaskan para mahasiswanya untuk menganalisa video creative , maka saya memilih film pendek sebagai bahan analisis saya, dan menggabungkan beberapa teori analisis semiotik, narratology dan cine – semiology sesuai dengan keterbatasan yang saya miliki .

Saya akan mencoba memulai dengan  menganalisisa film pendek dari negeri  jiran Malaysia yang berjudul  :

Judul :  SURAT DARI IBU

Duration : 05:11 (lima menit sebelas detik)

Kategori  : film pendek /drama

Produksi : rumah pengasih warga prihatin (panti asuhan warga prihatin)

ANALISIS SEMIOTIK :

Ide cerita : surat dari seorang  ibu tua yang tinggal di sebuah desa ter lupakan oleh anak – anak  nya yg telah sukses.

sinopsis : cerita ini adalah ilustrasi dari sebuah surat dari ibu kepada anak – anak nya yang di baca setelah mereka mudik lebaran ke rumah ibu dan ternyata sang ibu  telah tiada ,mereka  hanya menemukan sebuah surat berisi curahan hati seorang ibu.

konsep : flashback, dan  ilustrasi dalam bentuk visual yang sesuai dengan surat yang sedang di baca.

setting : mayarakat desa,  muslim  melayu  antara 1980 sampai  2008.

sinopsis : cerita ini adalah ilustrasi dari sebuah surat dari ibu kepada anak – anak nya yang di baca setelah mereka mudik lebaran ke rumah ibu dan ternyata sang ibu  telah tiada ,mereka  hanya menemukan sebuah surat berisi curahan hati seorang ibu.

Karakter talent :

  • seorang ibu yang tinggal di desa dan 2 orang anak. (Sabar  Agamais & penyayang)
  • karakter anak perempuan seorang dokter yang sibuk (ambisi & smart)
  • dan anak lelaki photographer yang sibuk. (santai & kreatif)

Pemilihan latar  dan setting di dasari   masyarakat muslim melayu, yang dominan di negara malaysia, film ini adalah betuk kerja sama panti asuhan dengan kerajaan malaysia, maka pemilihan ide dan pesan yang di sampaikan pun berupa himbauan untuk menghargai orang tua, karena sebagian masyarakat banyak yang kehilangan orang tua lebih dulu, bahkan tidak mempunyai orang tua.

Artistik mempunyai peran penting dalam film ini, terlihat bagaimana keluarga muslim melayu di sebuah desa kecil bisa sangat kita rasakan, pada adegan illustrasi kedua anak berkumpul dengan sang ibu mengajarkan anak2 nya, lalu lewat lah sebuah kucing yang menggambarkan sebuah hunian yang sederhana, dan adegan illustrasi  sang ibu yang menjadi dokter mengobati luka anaknya menggunakan kain yg di robek  padahal kain tersebut sedang di pakainya.  selain itu juga mengambarkan kesuksean anak – anak nya emak pada  shoot awal film di dengan dua mobil mewah. dan yang paling mengesankan adalah bagaimana illustrasi corong dan gambar keluarga yang menggambarkan kedua anak emak yang memiliki cita-cita berbeda. corong mengilustrasikan cita – cita  menjadi dokter dan gambar mengilustrasikan cita menjadi photographer.

Jenis Pengambilan gambar  dalam film ini

  • The deskriptif Sintagma (urutan menggambarkan satu saat).
  • The bracketing syntagm (montage of brief shots)
  • The Sintagma (dua sekuens bergantian)
  • The paralel Sintagma (montase dari motif)

Pengambilan gambar konvensional (size shoot ):

  • · Long shot à diambil penuh, diberi sedikit space kosong
  • · Medium full shot à ¾ objek : lutut ke atas
  • · Full shot à seluruh badan.
  • · Extreme close up à Spesifik; mata, mulut

AUDIO :

  • Voice over : dari narator, tidak menggerakkan bibir
  • Filter slight : adegan percakapan telpon
  • Narration : Off screen narrator à  (tidak terlihat)
  • Non diegetic sound : tidak berasal dari sumber saat adengan berlangsung
  • Back sound : lagu malaysia

Lighting : komposisi pencahayan yang dinamis di padu dengan efek hitam putih, menimbulkan efek flashback . beberapa pencahayaan dalam adegan khusus sengaja di dekatkan & perlihatkan ke jendela Membuat timbul nuansa pencahayaan yang alami.

EDITING :

  • Kualitas video rendering yang cukup bagus, namun melewati beberapa tahap convert membuat kualitas gambar menjadi menurun .
  • Color correction (pewarnaan gambar dalam editing) di sesuaikan dengan adegan dan membuat pesan gambar lebih mudah di mengerti.
  • Pemakaian latar layar  dengan format widescreen membuat film ini terlihat eperti film – film layar lebar
  • Credit title pada akhir gambar  dengan background emak dan kedua anak nya sedang bermain di tanah lapang sangat terlihat natural dan elegan.

Mungkin hanya sekian analisis singkat saya dalam video FILM PENDEK ini yang sangat kaya akan pesan moral ini, segala kekurangan tentulah semua ada pada diri dan keterbatasan ilmu saya, sedang segala kelebihan dan sumber  ilmu tentulah datang nya dari ALLAH SWT,  semoga memberikan manfaat. AMIN YA ROBBAL ALAMIN.

THANK`S

NOVE

Daftar pustaka ;

* kamus istilah  film

* Bikin film kata 40 pekerja film

sumber lain:  http://milhan16.wordpress.com

ANALISIS SHORT MOVIE – BASA – BASI PISANG GORENG

TEMA : Human resource, culture,&  Nature

IDE CERITA : Ide cerita dari film Basa – Basi pisang goreng adalah suatu ide yang  sangat brillian  yang di angkat berdasarkan culture dari suku jawa, indonesia. di mana adat gotong royong masyarakat pedesaan masih sangat lekat, selain itu suku jawa di kenal sebagi suku yang sangat santun dalam berikap dan sangat banyak basa- basi nya.

KONSEP : Konsep dari film ini mengangkat cerita ringan yang di angkat menjadi tontonan menyenangkan, dengan suatu adegan obrolan ringan yang di tawarkan menjadi tontonan yang menyenangkan

ARTISTIK :  Menonton film ini membawa kita bertamasya ke lingkungan pedesaan yang hangat dan sangat bersahabat , property dari mulai rumah sampai alas kaki semua di pikirkan, belum lagi setting lokasi dan pembangunan karakter masing2 talent sangat rasional dan mudah untuk di cerna,hal ini adalah peran besar dari artistik yang membuat cerita sederhana menjadi tontonan yang sangat menyenangkan dan tampak begitu nyata

Jenis Pengambilan gambar  dalam film ini

  • The deskriptif Sintagma (urutan menggambarkan satu saat).
  • The bracketing syntagm (montage of brief shots)
  • The Sintagma (dua sekuens bergantian)
  • The paralel Sintagma (montase dari motif)

Pengambilan gambar konvensional (size shoot ):

  • · Long shot à diambil penuh, diberi sedikit space kosong
  • · Medium full shot à ¾ objek : lutut ke atas
  • · Full shot à seluruh badan.
  • · Extreme close up à Spesifik; mata, mulut

AUDIO

· Diegetic sound : berasal dari sumber saat adengan berlangsung

· Off screen diegetic : suara dari lokasi adegan namun tidak tampak

EDITING

  • Kualitas video rendering yang cukup bagus,
  • Color correction (pewarnaan gambar dalam editing) di sesuaikan dengan kehidupan nyata dan terlihat sangat natural
  • Pemakaian latar layar  dengan format widescreen membuat film ini terlihat eperti film – film layar lebar

ANALISIS SHORT MOVIE – MAYBE ONE DAY

IDE  & SINOPSIS :  Film ini menyampaikan arti hidup dan pengalaman, perasaan ekstrim dan tinggi serta termenung dan tenang saat. Ini adalah kenangan, buku harian visual dan dokumen sehari. Hal ini dicapai melalui perjalanan satu orang.

Masa Depan ini bulan Shorts judul festival ini terinspirasi oleh film pemenang Golden Bear ‘Silakan Sesuatu Katakanlah’ oleh David O’Reilly yang sering muncul sebagai bagian dari program ini.

Jenis Pengambilan gambar  dalam film ini

  • The deskriptif Sintagma (urutan menggambarkan satu saat).
  • The bracketing syntagm (montage of brief shots)
  • The Sintagma (dua sekuens bergantian)
  • The paralel Sintagma (montase dari motif)

Pengambilan gambar konvensional (size shoot ):

  • · Long shot à diambil penuh, diberi sedikit space kosong
  • · Medium full shot à ¾ objek : lutut ke atas
  • · Full shot à seluruh badan.

AUDIO :

  • Voice over : dari narator, tidak menggerakkan bibir
  • Filter slight : adegan percakapan telpon
  • Narration : Off screen narrator à  (tidak terlihat)
  • Non diegetic sound : tidak berasal dari sumber saat adengan berlangsung

ANALISIS EDITING :

  • Dip to black – biasanya di gunakan untuk transisi saat pergantian waktu dalam minimal hitungan hari
  • Pemakaian latar layar  dengan format widescreen membuat film ini terlihat seperti film – film layar lebar
  • Seharusnya di lakukan color correction biar nuansa gambar lebih art, credit title dengan backsound yang pas di awal dan akhir,